Selasa, 01 November 2011

simoncelli in memoriam

KONTROVERSI insiden yang terjadi antar Marco Simoncelli (San Carlo Honda Gresini) dan Dani Pedrosa di sisa 10 lap terakhir dari 26 lap yang dilombakan pada MotoGP Le Mans, Prancis, 15 Mei 2011 masih hangat.

Saat itu sebuah manuver berbahaya yang dilakukan oleh Marco Simoncelli terhadap Dani Pedrosa (Repsol Honda Team) di tikungan Chemin aux boeufs, mengakibatkan kecelakaan bagi “The Little Spaniard” yang membuat Pedrosa didiagnosis mengalami patah tulang selangka bagian kanan.

“Pedrosa mencoba menyalip saya di trek lurus,” kata Marco Simoncelli, kala itu.

“Ketika saya melakukan pengereman saya melakukannya secara normal seperti pada lap-lap sebelumnya, tapi saya lebih cepat dari dia. Jadi saya menyalipnya dari sisi luar dan ketika saya sedikit di depannya saya mulai menikung. Saya mencoba untuk meninggalkan dia ruang untuk menikung,” ujarnya lebih lanjut.

Lima bulan berlalu. Minggu (23/10) kabar mengejutkan datang dari Sirkuit Sepang, Malaysia. Simoncelli meninggal setelah insiden kecelakaan saat lomba.

Motor Simoncelli tergelincir miring ketika tengah menikung pada lap kedua. Sial bagi Simoncelli, ia terjatuh di tengah lintasan.

Imbasnya, ia dihantam Colin Edwards yang tengah melaju di belakangnya. Tampak helm yang dikenakannya lepas. Red flag pun dikibarkan dan balapan dihentikan.

Meski belum punya prestasi mentereng di Moto GP, Simoncelli banyak juga penggemarnya. Kehadiran sosok baru pembalap muda Italia, juara dunia GP 250 pada 2008 dan mulai mengikuti MotoGP pada 2010 yang tergabung di tim satelit pabrikan Honda, San Carlo Honda Gresini, diharapkan akan semakin meningkatkan persaingan pada kelas paling bergengsi ini.

Simoncelli juga merupakan bagian dari proses regenerasi pembalap secara alamiah, menggantikan pembalap kategori veteran.

Dari sisi keterampilan di lintasan, Simoncelli sudah membuktikan dengan meraih gelar juara dunia GP250/2008 bagi timnya, Metis Gilera dan menjadi runner-up kelas yang sama pada 2009.

Sejak terjun di arena MotoGP pada 2010, Simoncelli (24) yang lahir di Cattolica, Italia 20 Januari 1987, langsung memberikan warna baru. Bukan saja potongan rambut khas keriting kribo ala Rossi (pada awal kariernya) yang merupakan pembalap idolanya, aksinya di sirkuit juga mampu bersaing dengan para pembalap senior dan veteran MotoGP sehingga semakin menghidupkan lomba.

Meski pada tahun pertamanya di MotoGP 2010 belum bisa memberi podium sekali pun bagi timnya San Carlo Honda Gresini, kehadirannya dengan gaya membalap yang terkesan nekat menjadi ciri khas Simoncelli. Ini mengakibatkan dia sering terjatuh atau bertabrakan dengan lawan.

Tahun lalu, meski Simoncelli sering terjatuh, belum mengakibatkan pembalap unggulan terkena dampaknya karena dia belum bisa bersaing di baris terdepan. Namun, memasuki musim 2011, nama Simoncelli semakin menjadi pembicaraan di paddock MotoGP karena performanya di atas Honda RC212V musim ini semakin meningkat seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknis motor Honda RC212V.

Sangat Agresif
Akibat meningkatnya performa motor Simoncelli, aksi menyalipnya bersaing dengan pembalap unggulan semakin intensif dimulai sejak seri I GP Qatar. Beberapa insiden paling akhir akibat gaya membalap Simoncelli yang sangat agresif adalah menyebabkan Dani Pedrosa dari tim Repsol Honda terjatuh di GP Prancis. Pembalap Spanyol ini tidak finis dan mengalami patah tulang bahu kanan dan sudah dua seri tidak bisa mengikuti lomba (GP Catalunya dan Inggris).

Pembalap lain yang juga nyaris dibuatnya jatuh adalah juara dunia Jorge Lorenzo (Yamaha Factory), Valentino Rossi (Ducati Marlboro), dan Casey Stoner (Repsol Honda). Hujan kritis dan protes pun dilayangkan para pembalap kepada pimpinan juri dan pengawas lomba dari FIM atas gaya membalap Simoncelli yang dinilai membahayakan lawan seperti memotong jalur lawan di tikungan.
Namun, hal ini dibantah Simoncelli yang mengatakan gaya membalapnya sebenarnya tidak melanggar kode etik saat menyusul lawan.

“Saya hanya berupaya melewati lawan dan tidak bermaksud menjatuhan lawan. Saat Dani jatuh karena dia menabrak saya dari belakang. Kalau yang melakukan hal itu pembalap terkemuka Rossi, tidak akan ada tindakaan apa pun. Namun, karena saya pendatang baru, semua pihak menyalahkan saya,” ujarnya.

Akibat caranya membalap ini, FIM memberi peringatan pada Simoncelli saat GP Catalunya yang lalu agar berlomba lebih hati-hati dan tidak lagi memaksakan diri saat akan menyalip di tikungan.
Simoncelli sempat mendapat ancaman dari salah satu grup suporter Pedrosa yang mengirim ancaman akan membunuhnya. Hal ini menyebabkan Simoncelli dijaga ketat selama di Spanyol oleh polisi dan pengawal pribadi.

Dari sisi performa, Simoncelli sudah beberapa kali menciptakan kejutan dalam kualifikasi mampu bersaing untuk perebutan pole position atau setidaknya posisi start ketiga terdepan. Kejutan terbesar diciptakan Simoncelli yang merebut pole position GP Catalunya meski saat lomba hanya finis keenam.

Kejutan lainnya di GP Spanyol bulan Mei lalu pada kondisi hujan sudah memimpin jauh terdepan dan gelar juara sudah di depan mata menjadi pupus akibat tergelincir. Pada GP Inggris, Simoncelli start dari posisi kedua dan seharusnya bisa naik podium ketiga, tetapi kembali terjatuh. Podium pun masih menjadi impian yang belum jadi kenyataan. Hingga ajal menjemputnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar